Berbagai Rasa Cemas yang Menghantui Diri Kamu dan Pasanganmu Disaat LDR

Bagi sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara, berbagai momen yang bisa dilakukan bersama-sama pasti akan jadi sesuatu yang begitu menyenangkan.

Perkara rindu lantaran sehari tak bertemu pun bisa jadi persoalan yang begitu menggemaskan. Eh! Namanya juga pasangan baru, semua bisa menjadikan setiap hal sebagai sesuatu yang harus. Sementara hal tersebut jelas tak akan jadi masalah yang berarti, kalau keduanya punya jarak dan waktu yang mumpuni.


Tetapi akan lain lagi ceritanya, jika kalian yang baru saja telah jadian terpaksa harus menelan kenyataan adanya jarak yang memisah. 

Di mana biasanya, perkara kecil bagi kedua pasangan bisa jadi sesuatu yang lebih besar dari kenyataannya. Dan perlu diketahui lagi, di depan sana masih ada godaan lain yang sudah menunggu.

Godaan yang kadang sepele tapi tak bisa dianggap enteng. Kira-kira, itu goda'an seperti apa peng em?

Misalnya saya katakan, pesan yang lama dibalas. Mungkin akan jadi salah satu godaan yang paling sering dialami

“Kau sibuk apa sekali disitu sampe lama balas sap chat?" Tanya si Wanita misalnya.

Memang, tak bisa dipungkiri. Pengganti temu bagi para pejuang LDR adalah berbagai pesan yang dikirim satu sama lainnya. Sebab, itu chat, itu panggilan suara, dan itu video call, tentu akan jadi salah satu hal yang tidak bisa ditinggalkan. Tara begitu ga?

Mungkin, memang dari chat begitu pertemuan semu antara keduanya akan tetap menghadirkan sifat tersendiri yang membuat rasa kedekatan terus ada. 

Jadi tir heran to? Jika chat yang dibalas lama itu merupakan salah satu bagian dari godaan, dan akan sering membuat antara kedua pasangan akan selalu cekcok.

Hal lain juga misalnya, cemburu dengan orang di sekitar pasangan. Ina mereka kan, bisa saja lebih dekat to?

'Cemburu' tandanya sayang. Katanya begitu. Dan bisa saja jika cemburu itu dikatakan seperti cinta yang buta. Pasalnya bagi pasangan baru yang harus menelan jarak atau LDR-an.

Cemburu itu bisa datang pada siapa saja yang berada di sekitar pasangan. "Kau dan siapa disitu? Ihh, ngeri sekali kau !,"

Mengapa demikian?

Sebab, dalam pikiran antara kedua pasangan, tak lain juga, pasti ada bisikan-bisakan seperti begini, “Sa dari tadi boleh tunggu diap chat, padahal dianya lagi pi cemek dan itu, ituu, ituuu tu kaaaa.. kamu tau to? Memang dasar laki-laki tir tau diri,!"

Diam-diam, bisikan serta ujaran seperti itulah yang terus saja menjadi pedass. Sepedas lombok ulekan, Bahasa Manggarainya, "Mass nggurus keco,". Kalo kau su begini, sa mo bemana lagi? Pasrah.

Bukan tidak mungkin, kalau setiap rindu yang dirasa harus berbuah dengan hasil tengkar, karena selisih paham.

“Sampe ko tir mo angkat sap telpon? Tir suka sa telpon? Baik su!”

Kangen, atau dalam bahasa daerah Manggarainya biasa disebut dengan 'Nuk', kini harus berbuah sensitivitas yang tinggi menjadi salah satu yang tidak bisa dihindari.

Dia terlalu sensitif. Selisih paham pun jadi mudah tersulut. Misalnya seperti saat telepon si 'Nana' (pria dalam bahasa daerah Manggarai), terdengar dingin atau cuek, debat perkara “kenapa” bisa jadi tengkar.

Walau mungkin memang dia biasa saja dan tidak terjadi apa-apa, sebab memang pada dasarnya bahasa chat, telepon, video call, dan saat bertemu langsung itu berbeda. Biasanya begitu to? Pasti ada bedanya.

Perdebatan soal waktu untuk bertemu pun tak bisa dihindari. Sibuk mencari waktu yang pas, nyatanya tak segampang membuka tutup tedung saji disaat lapar.

Obat rindu memang hanya bertemu. Oleh sebab itulah, perdebatan soal waktu pertemuan serasa begitu pelik.

Mencocokkan hari libur, harga tiket, dan berbagai kesempatan lain pun begitu terasa membuat kepala menjadi pusing tujuh keliling. Sabar untuk mencari solusi serta jalan tengah yang jelas nan tegas sangat perlu dilakukan.

Apalah daya memang ketika badan tak bisa saling jumpa, kabar lah jadi acuan utama yang selalu dinantikan-nantikan setiap detik.

“Kau di mana? Tir chat sa dari tadi, bo kat aktif WA,"

Godaan yang tidak kalah besar adalah perihal kabar yang selalu dinanti. Mungkin hanya pejuang LDR paham betul kenapa kabar menjadi obat khawatir yang terbaik.

Jangankan hilang berhari-hari, dalam hitungan jam saja rasanya seperti 'Enu' (wanita dalam bahasa daerah Manggarai) punya rambut seakan bagai letusan gunung agung lantaran catok rambut yang berlebihan, hingga harus mencari pertolongan kesana kemari.

Sinyal jelek saat video call pun seketika turut dirasakan. "Sap ning ini jaringan eh,"

Teknologi pun seolah menyediakan pengganti temu yang lebih baik dari sekadar chat. Memang, video call paling tidak sekali dalam seminggu telah menjadi sebuah hal rutin yang tidak bisa ditinggali. Saya kira begitu. Perkara tersebut pun akan menyulut kekesalan ketika sinyal dirasa tidak bisa bersahabat.

Beberapa godaan itu mungkin mengharuskan Kakak-kakak dan Adik-adik yang sedang berjuang dalam menjalankan LDR, lebih baik belajar sabar lebih dalam lagi.

Selain sabar, ada satu hal ju em, yang perlu kamu pahami. Bahwa hubungan jarak jauh itu pada kuncinya, harus dibangun kokoh dengan sebuah rasa saling percaya. Saling percaya sa to!

Dan, walaupun LDR telah ditakdirkan untuk kamu yang berpasangan, membangun hubungan yang sehat serta dewasa tetap perlu dibina dan dikedepankan.

Baiklah. Sekilas sedikit ulasan saya.
Selamat menjalani perjuangan LDR kalian yah Kak, dan Dik. Semoga kisah cinta kalian untuk memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya dapat terwujud.